Siswa sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1.
Perilaku
Siswa sebagai Makhluk Individu
Perilaku dapat diartikan suatu respons
organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Oudum
dalam Sulwati, 2007:15). Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in salah
satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individum yang berarti yang tidak terbagi. Jadi merupakan
suatu sebutan yang dapat di pakai untuk menyatakan satu-kesatuan yang paling
kecil dan tak terbatas. Seseorang dapat di katakan sebagai makhluk individu
apabila unsur-unsur jasmani dan rohani menyatu dalam dirinya. Selain unsur
jasmani dan rohani, didalam makhluk individu juga terdapat unsure fisik dan
psikisnya, atau unsur raga dan jiwanya.
Siswa atau peserta didik yang melakukan
kegiatan belajar atau mengikuti proses pendididkan adalah individu. Sebenarnya
dalam proses pendidikan, bukan hanya siswa yang terikat dengan karakteristik,
kemampuan dan perilaku individual tersebut
tetapi juga guru serta para petugas pendidikan lainnya. Karena sisiwa
atau peserta didik merupakan subjek pendidikan, maka karakteristik, kemampuan
dan perilaku siswa lah yang mendapat kajian dan sorotan utama. Di sinilah peran
guru untuk sedapat mungkin membantu para peserta didiknya agar tehindar dari
konflik yang berkepanjangan dan rasa frustasi yang dapat menimbulkan perilaku
yang salah.
a.
Macam-macam perilaku
siswa sebagai makhluk individu
·
Karakteristik individu
manusia bukan manusia yang pada umumnya yaitu manusia yang memiliki ciri-ciri
yang khas atau spesifik. Ciri-ciri khas bersifat jasmani tetapi juga bersifat
jasmani dan rohani. Artinya, perilaku siswa sebagai makhluk individu adalah
masing-masing siswa memiliki perilaku dan sifat yang berbeda-beda pada setiap
individunya.
·
Siswa sebagai makhluk
individu yang unik, secara garis besar manusia terdiri atas dua aspek yaitu
aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani meliputi tinggi dan besar badan, panca
indra yang terdiri atas indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perabaan,
dan pengecapan dan anggota badan yang meliputi kondisi badan,peredaran darah,
kondisi dan aktivitas hormon. Aspek rohani meliputi kecerdasan, bakat,
kecakapan hasil belajar, sikap, minat, motivasi, emosi dan perasaa, watak,
kemampuan social, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, peranan dan interaksi
social. Setiap individu memiliki
sejumlah cirri, dan cirri-ciri tersebut membentuk satu-keasatuan karakteristik
yang khas yang memiliki keunikan yang sendiri-sendiri. Tiap individu adalah
unik sebab perpaduan antara cirri-ciri tersebut bukan membentuk suatu
penjumlahan, tetapi membentuk integritas atau kesatu paduan.
·
Manusia berkembang
dinamis. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001). Perkembangan menunjukan pada suatu
proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat di ulang kembali.
Perkembangan menunjukan pada perubahan yang bersifat dan tidak dapat di putar
kembali. Menurut Deswita (2007:4), perkembangan manusia jauh lebih tinggi dan
kompleks di bandingkan dengan perkembangan hewan. Sebagian besar dari kecakapan
dan keterampilan yang dimiliki manusia yaitu berkat usaha belajar
b. Perilaku atau kegiatan
individu dikelompokan menjadi 3 kategori :
·
Kegiatan kognitif
berkenaan dengan penggunaan pikiran tau rasio di dalam mengenal, memahami, dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya
·
Kegiatan afektif
berkanaan dengan penghayatan perasaan, sikap, moral, dan nilai-nilai. Sebagai
rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan perkembangan afektif manusia
merupakan perpaduan dan tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial.
Perkembangan afektif suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun
negative terhadap tahap berikutnya.
·
Kegiatan psikomotor menyangkut
aktivitas-aktivitas yang mengandung gerakan-gerakan motorik. Sebagian besar dari
kegiatan atau perilaku psikomotor dapat dilihat dari luar, sedangkan pada
kegiatan kognitif dan afektif hanya sebagian kecil saja yang dilihat dari luar
c. Faktor-faktor yang
mempengaruhi prilaku siswa sebagai mahluk individu.
Banyak
factor yang mempengaruhi prilaku individu, baik yang bersumber dari dalam
dirinya( factor internal ) atau pun yang berasal dari luar dirinya ( factor
eksternal ). Factor internal merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki
atau dikuasai individu dalam perkembangannya.
Di peroleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan
lingkungan. Factor ekstrnal merupakan segala hal yang diterima oleh individu
dari lingkungannya :
·
Faktor keturunan
(factor genetic atau factor endogen) keturunan, pembawaan atau heredity
merupakan segala ciri ,sifat,potensi, dan kemampuan yang dimiliki individu
karena kelahirannya
·
Factor lingkungan,
factor yang diperlihatkan oleh individu bukan sesuatu yang dilakuka sendiri
tetapi selalu dalam interaksiya dengan lingkungannya. Demikian juga dengan
sifat dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar, diperoleh
memalui hubungannya dengan lingkungannya.
2.
Perilaku
Siswa sebagai Makhluk Sosial
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan
keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001).
Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi
tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.
Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang
lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung
dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia
dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak
orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. Sesungguhnya yang menjadi dasar
dari uraian di atas adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk
sosial (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak dilahirkan manusia membutuhkan
pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Jika tidak ada
timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat
merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai
hasil interaksi sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat
eksternal. Pada aspek eksternal situasi sosial memegang
pernana yang cukup penting. Situasi sosial diartikan
sebagai tiap-tiap situasi di mana terdapat saling hubungan
antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A. Gerungan,1978:77). Dengan kata
lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi social dapatlah
dikatakan sebagai situasi sosial. Contoh situasi sosial
misalnya di lingkungan pasar, pada saat rapat, atau dalam
lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.
a. Faktor-faktor pembentuk perilaku
sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa
ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu
:
·
Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika seseorang lebih sering
bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan
besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun
dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang
berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu.
Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat
mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan emberikan
pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu
perbuatan.
·
Proses kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat
ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial
seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang
calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari
menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang
lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki
dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa
karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam
pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani
yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung
teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
·
Faktor lingkungan
Lingkungan alam
terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial
seseorang.Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang
terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah
keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa
lembut dan halus dalambertutur kata.
·
Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial
itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal
dari etnis budaya tertentu mungkin akanterasa berperilaku sosial aneh
ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain
atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran pendidikan
jasmani yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan yang
dimiliki oleh setiap anak.
b. Bentuk dan jenis perilaku sosial
Bentuk dan
perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap
sosialnya. Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya
merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati
ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Seperti
dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial
seseorang yang menjadi anggota kelompok akanakan terlihat jelas diantara
anggota kelompok yang lainnya. Perilaku sosial dapat dilihat
melalui sifat-sifat dan pola respon antarpribadi, yaitu :
1. Kecenderungan Perilaku Peran
·
Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki
sifat pemberani secara sosial, biasanya dia
sukamempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak
seganmelakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat
dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan
sifatpengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya, seperti kurang
suka mempertahankan haknya, malu dan segan berbuat
untukmengedepankan kepentingannya.
·
Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang
yang memiliki sifat sok berkuasa dalam perilaku sosial
biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas,
berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras,
suka memberi perintah dan memimpin langsung. Sedangkan sifat
yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang
sebaliknya, misalnya kurang tegas dalam bertindak,
tidak suka memberi perintah dan tidak berorientasikepada kekuatan
dan kekerasan.
·
Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
Orang yang memiliki sifat
inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak sauka
mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran dalam
berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan.
Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh perilaku
yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang
dominan diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.
·
Sifat mandiri dan tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri
biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan oleh dirinya sendiri,
seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri,
tidak suak berusaha mencari nasihat atau dukungan dari orang lain, dan
secara emosiaonal cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang
ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya dari
sifat orang mandiri, misalnya membuat rencana dan melakukan
segala sesuatu harus selalu mendapat saran dan dukungan orang lain, dan keadaan
emosionalnya relatif labil.
2. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
·
Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki sifat
dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak berprasangka
buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai
kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya
suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
·
Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul
biasanya memiliki hubungan sosial yang baik, senang
bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak
suak bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
·
Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang,
hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang
yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
·
Simpatik atau tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik
biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka
membela orang tertindas.Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkna
sifat-sifat yang sebaliknya.
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
·
Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka
bersaing (suka bekerjasama)
Orang yang suka bersaing
biasanya menganggap hubungan sosial sebagai perlombaan, lawan adalah
saingan yang harus dikalahkan, memperkaya dirisendiri. Sedangkan orang yang
tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifatyang sebaliknya
·
Sifat agresif dan tidak agresif
Orang
yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik
langsungataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak
patuh padapenguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat
orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
·
Sifat kalem atau tenang secara sosial
Orang
yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang
lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika
ditontonorang.
·
Sifat suka pamer atau
menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari
pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda