Minggu, 03 Januari 2016

Siswa sebagai Makhluk Individu dan Sosial



1.      Perilaku Siswa sebagai Makhluk Individu
Perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Oudum dalam Sulwati, 2007:15). Individu berasal dari kata in dan  devided. Dalam bahasa inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individum yang berarti yang tidak terbagi. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat di pakai untuk menyatakan satu-kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Seseorang dapat di katakan sebagai makhluk individu apabila unsur-unsur jasmani dan rohani menyatu dalam dirinya. Selain unsur jasmani dan rohani, didalam makhluk individu juga terdapat unsure fisik dan psikisnya, atau unsur raga dan jiwanya.
Siswa atau peserta didik yang melakukan kegiatan belajar atau mengikuti proses pendididkan adalah individu. Sebenarnya dalam proses pendidikan, bukan hanya siswa yang terikat dengan karakteristik, kemampuan dan perilaku individual tersebut  tetapi juga guru serta para petugas pendidikan lainnya. Karena sisiwa atau peserta didik merupakan subjek pendidikan, maka karakteristik, kemampuan dan perilaku siswa lah yang mendapat kajian dan sorotan utama. Di sinilah peran guru untuk sedapat mungkin membantu para peserta didiknya agar tehindar dari konflik yang berkepanjangan dan rasa frustasi yang dapat menimbulkan perilaku yang salah.
a.         Macam-macam perilaku siswa sebagai makhluk individu
·           Karakteristik individu manusia bukan manusia yang pada umumnya yaitu manusia yang memiliki ciri-ciri yang khas atau spesifik. Ciri-ciri khas bersifat jasmani tetapi juga bersifat jasmani dan rohani. Artinya, perilaku siswa sebagai makhluk individu adalah masing-masing siswa memiliki perilaku dan sifat yang berbeda-beda pada setiap individunya.
·           Siswa sebagai makhluk individu yang unik, secara garis besar manusia terdiri atas dua aspek yaitu aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani meliputi tinggi dan besar badan, panca indra yang terdiri atas indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan dan anggota badan yang meliputi kondisi badan,peredaran darah, kondisi dan aktivitas hormon. Aspek rohani meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan hasil belajar, sikap, minat, motivasi, emosi dan perasaa, watak, kemampuan social, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, peranan dan interaksi social. Setiap individu  memiliki sejumlah cirri, dan cirri-ciri tersebut membentuk satu-keasatuan karakteristik yang khas yang memiliki keunikan yang sendiri-sendiri. Tiap individu adalah unik sebab perpaduan antara cirri-ciri tersebut bukan membentuk suatu penjumlahan, tetapi membentuk integritas atau kesatu paduan.
·           Manusia berkembang dinamis. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001). Perkembangan menunjukan pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat di ulang kembali. Perkembangan menunjukan pada perubahan yang bersifat dan tidak dapat di putar kembali. Menurut Deswita (2007:4), perkembangan manusia jauh lebih tinggi dan kompleks di bandingkan dengan perkembangan hewan. Sebagian besar dari kecakapan dan keterampilan yang dimiliki manusia yaitu berkat usaha belajar
b.    Perilaku atau kegiatan individu dikelompokan menjadi 3 kategori :
·           Kegiatan kognitif berkenaan dengan penggunaan pikiran tau rasio di dalam mengenal, memahami, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya
·           Kegiatan afektif berkanaan dengan penghayatan perasaan, sikap, moral, dan nilai-nilai. Sebagai rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan perkembangan afektif manusia merupakan perpaduan dan tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun negative terhadap tahap berikutnya.
·           Kegiatan psikomotor menyangkut aktivitas-aktivitas yang mengandung gerakan-gerakan motorik. Sebagian besar dari kegiatan atau perilaku psikomotor dapat dilihat dari luar, sedangkan pada kegiatan kognitif dan afektif hanya sebagian kecil saja yang dilihat dari luar
c.    Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku siswa sebagai mahluk individu.
Banyak factor yang mempengaruhi prilaku individu, baik yang bersumber dari dalam dirinya( factor internal ) atau pun yang berasal dari luar dirinya ( factor eksternal ). Factor internal merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki atau dikuasai individu dalam perkembangannya.  Di peroleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan lingkungan. Factor ekstrnal merupakan segala hal yang diterima oleh individu dari lingkungannya :
·      Faktor keturunan (factor genetic atau factor endogen) keturunan, pembawaan atau heredity merupakan segala ciri ,sifat,potensi, dan kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya
·      Factor lingkungan, factor yang diperlihatkan oleh individu bukan sesuatu yang dilakuka sendiri tetapi selalu dalam interaksiya dengan lingkungannya. Demikian juga dengan sifat dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar, diperoleh memalui hubungannya dengan lingkungannya.

2.      Perilaku Siswa sebagai Makhluk Sosial
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan  keharusan untuk menjamin keberadaan manusia  (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan  saling ketergantungan diantara satu orang  dengan yang lainnya.   Artinya bahwa kelangsungan  hidup manusia berlangsung dalam  suasana saling mendukung  dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut  mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada  hakikatnya manusia adalah makhluk sosial (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak  dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial  maka manusia tidak  dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.  Pada aspek  eksternal situasi sosial memegang pernana  yang cukup penting. Situasi  sosial diartikan  sebagai  tiap-tiap situasi di  mana terdapat saling  hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A. Gerungan,1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi social dapatlah dikatakan sebagai  situasi sosial. Contoh situasi sosial  misalnya  di lingkungan  pasar, pada saat rapat, atau dalam  lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.
a.    Faktor-faktor pembentuk perilaku sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
·           Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika  seseorang lebih sering bergaul dengan  orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu.  Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan emberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
·           Proses kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon  pelatih yang terus  berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi pelatih  yang baik, menjadi idola  bagi atletnya dan orang lain  akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang  siswa karena selalu  memperoleh tantangan dan pengalaman sukses  dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani  yang ditunjukkan oleh  perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
·           Faktor lingkungan
Lingkungan  alam  terkadang dapat  mempengaruhi  perilaku  sosial  seseorang.Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah    keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat  yang terbiasa  lembut dan halus dalambertutur kata.
·           Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin  akanterasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam  lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau  berbeda. Dalam  konteks pembelajaran pendidikan  jasmani  yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak.
b.    Bentuk dan jenis perilaku sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat  pula  ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang  dapat  teramati ketika  seseorang berinteraksi dengan orang lain.  Seperti dalam  kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku  sosial seseorang yang menjadi  anggota kelompok akanakan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya. Perilaku sosial dapat  dilihat  melalui sifat-sifat  dan pola respon antarpribadi, yaitu :
1.    Kecenderungan Perilaku Peran
·      Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki  sifat  pemberani  secara sosial, biasanya dia  sukamempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak seganmelakukan sesuatu  perbuatan yang  sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifatpengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya, seperti kurang  suka mempertahankan haknya, malu dan  segan berbuat  untukmengedepankan kepentingannya.
·      Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang yang  memiliki  sifat  sok berkuasa dalam  perilaku sosial biasanya ditunjukkan  oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi  kepada kekuatan, percaya  diri,  berkemauan keras, suka memberi perintah dan  memimpin  langsung.  Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang  sebaliknya,  misalnya  kurang tegas dalam  bertindak, tidak  suka memberi perintah dan tidak  berorientasikepada kekuatan dan kekerasan.
·      Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
Orang yang memiliki  sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi  kelompok, tidak sauka mempersoalkan latar belakang, suka memberi  masukan atau saran-saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka  mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial  ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.
·      Sifat mandiri dan tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya  dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suak berusaha mencari nasihat atau  dukungan dari orang lain, dan secara emosiaonal  cukup stabil. Sedangkan sifat  orang  yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku  sosial sebaliknya dari sifat orang mandiri, misalnya  membuat  rencana  dan melakukan segala sesuatu harus selalu mendapat saran dan dukungan orang lain, dan keadaan emosionalnya relatif labil.
2. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
·      Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki  sifat dapat  diterima oleh orang lain biasanya  tidak  berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai  kelebihan  orang lain. Sementara  sifat orang yang ditolak biasanya suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
·      Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya  memiliki  hubungan sosial  yang baik,  senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang  yang tidak suak bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
·      Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
·      Simpatik atau tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas.Sedangkan orang yang tidak simpatik  menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
·      Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerjasama)
Orang yang  suka bersaing biasanya menganggap hubungan  sosial sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya dirisendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifatyang sebaliknya
·      Sifat agresif dan tidak agresif
Orang yang  agresif  biasanya suka menyerang orang lain  baik langsungataupun tidak  langsung, pendendam, menentang atau  tidak patuh  padapenguasa, suka bertengkar  dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
·      Sifat kalem atau tenang secara sosial
Orang yang  kalem  biasanya  tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditontonorang.
·      Sifat suka pamer atau menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda