Minggu, 03 Januari 2016

Tarian Tradisional Cublak-cublak Suweng



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dan modern ini banyak sekali permainan-permainan yang di lakukan dengan menggunakan teknologi yang sekarang ini semakin pesat. Sehingga permainan-permainan khususnya tradisional mulai tergerus oleh kemajuan teknologi yang ada. Sehingga memudarkan pula rasa nasionalisme anak terhadap permainan yang dahulu dimainkan oleh nenek moyangnya. Dengan diaplikasikannya permainan tradisional ini, secara tidak langsung kita ikut serta melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang berupa permainan tradisional ini. Disinilah pentingnya ilmu seni dan budaya kepada anak-anak untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan kesadaran terhadap diri sendiri bahwa nusantara ini memiliki banyak sekali permainan-permainan tradisional yang tidak kalah menarik dengan permainan yang ada pada suatu teknologi tertentu.

2.      Rumusan Masalah
a.       Berasal dari manakah tarian tradisional Cublak-cublak suweng ?
b.      Apakah makna yang terkandung dalam nyanyian yang dinyanyikan dalam permainan Cublak-cublak suweng?
c.       Berapakah jumlah orang yang dapat bermain permainan Cublak-cublak suweng ini?
d.      Siapakah yang memperkenalkan permainan Cublak-cublak suweng tersebut?

3.      Tujuan
a.       Agar menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap permainan tradisional di Nusantara
b.      Untuk  menambah wawasan terhadap seni dan budaya yang ada di Nusantara pada khususnya dalam permainan tradisional
c.       Untuk mengetahui asal mula permainan tradisional Cublak-cublak suweng
d.      Untuk mengetahui makna dan pesan moral yang terkandung dalam permainan tradisional cublak-cublak suweng
e.       Untuk mengetahui jumlah orang yang yang dapat bermain permainan tradisional cublak-cublak suweng







BAB II
PEMBAHASAN
Permainan Cublak-cublak suweng bersasal dari pulau jawa, khususnya di Jawa tengah dan timur. Kata Cublak yang artinya wadah, suwenge berasal dari kata suwung (ruang yang berudara tapi sepi/ sunyi). Permainan ini diciptakan pertama kali oleh “Wali Songo” terutama Sunan Giri yang berasal dari jawa. Walisongo memang telah mengajarkan mengenai suatu perjalanan hidup setiap manusia sehari-hari. Setiap hari kita mencari harta, harta tak hanya berupa kekayaan bisa berupa ilmu, jabatan, dan setiap pemuas kebutuhan hidup manusia. Permainan ini diajarkan penyebar Islam di tanah Jawa sehingga pastilah berlandaskan Islam, untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani.
Permainan Cublak-cublak Suweng biasanya dimainkan oleh 4 orang anak atau lebih. Sebenarnya 3 orang anak sudah cukup untuk mewujudkan permainan ini. Namun jika hanya 3 orang, permainan ini akan cepat selesai dan kurang menantang karena bagian menebak yang menjadi puncak permainan ini menjadi sangat mudah. Oleh karena itu dolanan ini lebih seru dimainkan oleh lebih dari 3 orang anak.
Sebuah permainan sederhana namun kaya makna dan menyenangkan menjadi bagian di dalamnya. Dulu Cublak-cublak Suweng tak hanya sebuah permainan pengisi waktu libur dan istirahat di sekolah, tapi juga menjadi sarana mendidik anak untuk belajar nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kecermatan dan kecerdasan. Ketika memainkannya anak-anak  termasuk saya ketika kecil mungkin tidak menyadari kalau saat lagu dinyanyikan dan permainan dimulai, maka saat itu pula jiwa dan pikiran sedang ditanami dengan nilai-nilai tersebut.
Permainan dimulai saat semua peran sudah terpilih. Sang pemimpin akan mengambil sebuah kerikil atau benda lain sebagai simbol untuk “suweng”. Selanjutnya ketika lagu Cublak-cublak Suweng dinyanyikan, ia pun akan mengedarkan kerikil itu ke tangan-tangan temannya di atas punggung Pak Empong. Cara mengedarkannya pun tidak sembarangan. Kerikil atau suweng diedarkan dengan agak menekan telapak tangan. Cara seperti inilah bisa membantu Pak Empong membaca peredaran suweng di atas punggungnya.
Pak Empong diberi beberapa kali kesempatan untuk menebak di mana suweng disembunyikan dan sepanjang itu pula syair “sir sir pong dhele kopong” dinyanyikan sambil para pemain menggerak-gerakkan dengan ringan kedua tangannya. Jika tebakan Pak Empong salah maka ia akan kembali tengkurab dan permainan diulang lagi. Jika Pak Empong kembali tidak bisa menebak dengan benar anak-anak akan bersepakat untuk menyudahi tugas Pak Empong dan melakukan undian baru untuk menentukan Pak Empong beriktunya. Pada akhirnya semua bisa mendapatkan giliran memainkan peran Pak Empong.
Nyanyian yang biasa dinyanyikan dalam permainan Cublak-cublak suweng adalah sebagai berikut :
cublak suweng suwengira,
sigelenter mambu ketundhung mundhing,

empak empong lira-liru,
iyeku swasananta,
mlebu metu ingaran lira-liru,
ing suwung kang mengku ana,
mungguh sajroning ngaurip
(Sunan Kalijaga)

Biasanya lagu dinyanyikan lebih dari satu kali hingga suweng beredar beberapa putaran. Setelah dirasa cukup dan lagu selesai dinyanyikan, suweng akan berhenti diedarkan. Saat itu semua tangan harus menutup seolah-olah semuanya menggenggam suweng. Pak Empong bangkit dan memulai tugas utamanya yakni menebak tangan siapakah yang menyembunyikan suweng yang tak lain adalah tangan terakhir yang mendapatkan suweng ketika lagu selesai dimainkan.
Manfaat Dari permainan ini :
1.      Anak belajar menyanyi, mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal bahasa Jawa, melatih motorik halus, belajar mengikuti aturan, latihan kerja sama dan belajar menyimpan rahasia.
2.      Walisongo memang telah mengajarkan mengenai suatu perjalanan hidup setiap manusia sehari-hari. Setiap hari kita mencari harta, harta tak hanya berupa kekayaan bisa berupa ilmu, jabatan, dan setiap pemuas kebutuhan hidup manusia. Permainan ini diajarkan penyebar Islam di tanah Jawa sehingga pastilah berlandaskan Islam, untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya butuh proses dan usaha yang keras.















BAB III
KESIMPULAN
Permainan Cublak-cublak suweng bersasal dari pulau jawa, khususnya di Jawa tengah dan timur. Kata Cublak yang artinya wadah, suwenge berasal dari kata suwung (ruang yang berudara tapi sepi/ sunyi). Permainan Cublak-cublak Suweng biasanya dimainkan oleh 4 orang anak atau lebih. Permainan ini diciptakan pertama kali oleh “Wali Songo” terutama Sunan Giri yang berasal dari jawa. Walisongo memang telah mengajarkan mengenai suatu perjalanan hidup setiap manusia sehari-hari. Setiap hari kita mencari harta, harta tak hanya berupa kekayaan bisa berupa ilmu, jabatan, dan setiap pemuas kebutuhan hidup manusia. Permainan ini diajarkan penyebar Islam di tanah Jawa sehingga pastilah berlandaskan Islam, untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda