Minggu, 03 Januari 2016

Telaah Kurikulum



A.      PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang Masalah
Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
“…Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban umum….”, itulah potongan kalimat yang terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Setiap negara pasti memiliki suatu harapan dan tujuan terutama dalam aspek pendidikan. Begitu pula dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan dikuatkan melalui potongan dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki suatu tujuan dan harapan dari segi pendidikan yang sangat besar. Hal ini semata-mata untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, berkompeten dan berkemampuan dalam menjalani kehidupan yang semakin lama semakin maju dengan pengaruh teknologi dan globalisasi yang semakin berkembang. Dengan pendidikan yang baik, masyarakat  Indonesia tidak akan merasa tertinggal dari negara-negara lain yang tentunya memiliki kualitas pendidikan yang jauh lebih berkualitas di bandingkan negara kita Indonesia.
Akan tetapi, dengan melihat kualitas pendidikan Indonesia saat ini, sulit rasanya untuk menciptakan kualitas pendidikan yang sangat baik di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia yaitu kurangnya kemampuan pendidik yang bersertifikasi dan berkompeten, sarana dan prasarana yang tidak merata, serta ketidak sesuaian kurikulum yang di terapkan. Hal seperti itu menjadikan Indonesia berada di peringkat 121 dari 185 negara di dunia dengan kualitas pendidikan yang buruk pada tahun 2013 versi UNESCO. Sebelumnya, indonesia menempati posisi ke 69 dari 127 negara pada tahun 2012, dan posisi ke 64 dari 130 negara pada tahun 2013. Seperti yang kita lihat, dalam satu tahun terakhir Indonesia terjun dalam peringkat kualitas pendidikan dalam peringakat dunia.
Selain di lihat dalam tingkatan nasional, kami dapat melihat potret pendidikan dalam ruang lingkup provinsi di Banten, lebih tepatnya kami melakukan suatu pengamatan atau observasi di salah satu tempat di kabupaten Tangerang, Banten. kami melakukan pengamatan terkait problematika perubahan kurikulum yang mempengaruhi proses belajar mengajar di SDN Balaraja 1. Dengan di adakannya pengamatan atau observasi ini, kami dapat mengetahui proses belajar mengajar dengan perubahan kurikulum yang berlaku saat ini. Seperti yang kita ketahui, 2 tahun belakangan ini Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 2 kali. Yaitu berlakunya Kurikulum 2013 pada tahun 2013 dan berlakunya kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2015 ini.
Dengan ketidakpastian kurikulum, suatu lembaga pendidikan seperti sekolah adalah korban dari kurikulum yang silih berganti dalam kurun waktu yang singkat. Hal tersebut di karenakan persiapan Kurikulum 2013 yang kurang matang dan disertai sosialisasi kurikulum yang tidak merata, pihak sekolah terkesan tergesa-gesa dan masih meraba-raba dalam penerapan Kurikulum 2013.
Akan tetapi, berdasarkan tempat dimana kami melakukan pengamatan atau observasi mengenai problematika perubahan kurikulum yang berpengaruh pada proses pembelajaran di SDN Balaraja 1. SDN Balaraja 1 ini merupakan salah satu SD yang menjadi SD sasaran untuk Kurikulum 2013 di Kabupaten Tangerang dari 26 SD lainnya. Artinya, pada saat penerapan Kurikulum 2013, SDN Balaraja 1 tidak merasa terkejut seperti halnya sekolah-sekolah dasar pada umumnya. Karena SDN Balaraja 1 ini telah memperoleh berbagai hal dalam sosialisasi maupun pelatihan bagi pendidik  yang sangat cukup untuk Kurikulum 2013 ini baik dari segi pembelajaran, materi, bahan ajar, pendekatan, metode, dan model yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Menurut salah satu pendidik yang kami wawancarai, peserta didik pun merasa nyaman meskipun pada awalnya mereka merasakan mengalami perubahan kurikulum yang di terapkan. Akan tetapi dengan sosialisasi dari pendidik ke peserta didik yang optimal, peserta didik tidak merasakan perubahan yang berlebihan. Bahkan mereka terkesan nyaman dan senang dengan adanya Kurikulum 2013 ini, karena mereka merasa lebih aktiv untuk bebas berekpresi dalam penyampaian suatu pembelajaran. Selain dapat bebas berekspresi, mereka juga dapat melihat peristiwa yang nyata dari sebuah teori yang ada di sebuah buku, hal ini di karenakan tujuan Kurikulum 2013 yang menekankan agar peserta didik lebih memahami peristiwa yang nyata dari sebuah teori dalam materi yang di ajarkan. Sebagai contoh : apabila pembelajaran yang di ajarkan bertemakan lingkungan, maka peserta didik di ajak ke lingkungan sekitar untuk mengamati peristiwa apa saja yang terjadi di dalam lingkungan tersebut. Dengan begitu, peserta didik akan merasa lebih mudah dalam penerimaan suatu materi yang di ajarakan oleh pendidik, karena mereka ikut dan mengetahui secara langsung kejadian yang sebenarnya.
Pendidik juga berpendapat, dengan adanya Kurikulum 2013 ini guru tidak perlu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan utuh. Karena sebagian isi dari RPP tersebut telah terdapat dalam buku tematik untuk guru.
Akan tetapi, meskipun SDN Balaraja 1 ini merupakan SD sasaran Kurikulum 2013 di Kabupaten Tangerang. Hal ini bukan berarti tanpa suatu hambatan dan masalah, ada beberapa hambatan dan masalah yang di hadapi dalam penerapan Kurikulum ini yaitu : sumber pembelajaran berupa buku yang kurang memadai. Dalam penerapan Kurikulum 2013 ini Hampir seluruh Sekolah Dasar khususnya di Provinsi Banten memiliki hambatan dan masalah dari segi sumber pembelajaran yanag di gunakan yaitu Buku tematik. Hal ini di karenakan terlambatnya penyaluran buku dari Dinas pendidikan pusat ke lembaga pendidikan khususnya yang berada di daerah. Hal tersebut menjadi masalah yang sangat besar karena buku adalah alat yang di gunakan sebagai panduan dan sumber ajar yang di gunakan dalam proses belajar mengajar.
Dengan proses pembelajaran yang tematik, yaitu pembelajaran yang merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Waktu yang di alokasikan tidak cukup untuk menyelesaikan satu tema dalam satu pembelajaran. Hal ini akan menimbulkan proses belajar mengajar yang tidak optimal. Sehingga peserta didik tidak dapat menerima suatu materi secara utuh apabila waktu yang di alokasikan tersebut tidak mampu untuk menyelesaikan satu tema dalam satu pembelajaran.
Ketika SDN Balaraja 1 merasa nyaman dengan penerapan kurikulum 2013 tersebut, pemerintah memutuskan berlakunya kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam penerapan kurikulum di lembaga sekolah. Hal ini jelas menimbulkan pro dan kontra di berbagai pihak sekolah terutama sekolah yang sudah melakukan Kurikulum 2013 dengan baik. Meskipun pemerintah membolehkan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah yang telah terlanjur menerapkan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum sekolah, akan tetapi di SDN Balaraja 1 yang merupakan SD sasaran untuk Kurikulum 2013, akhirnya SDN Balaraja 1 ini mengganti kembali kurikulum setelah penerapan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum sekolah. Hal tersebut menimbulkan kebingungan bagi pendidik dan peserta didik yang telah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013.
Di sisi lain, sebagian pendidik merasa senang dengan berlakunya kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena mereka tidak lagi merasa kesulitan dengan evaluasi atau penilaian yang berlaku dalam Kurikulum 2013 yang terkesan rumit. Karena dalam Kurikulum 2013, penilaian di lakukan dengan mendekskripsikan kemampuan peserta didik per mata pelajaran. Hal tersebut menjadi suatu masalah tersendiri bagi pendidik karena memakan waktu yang sangat lama.
Peristiwa dan kejadian di atas seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah atau lembaga yang berwenang khususnya dalam pendidikkan, dalam hal ini pemerintah perlu mengkaji matang-matang apabila memiliki suatu rancana perubahan kurikulum. Karena kurikulum merupakan jantungnya pendidikan, karena apabila jantung tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya maka seluruh proses dalam pembelajaran akan tidak berjalan dengan baik. Dan tidak lupa untuk mensosialisasikan kepada seluruh lembaga sekolah secara menyeluruh dan merata.

2.    Ruang Lingkup dan Fokus Masalah
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari periode ke periode. Setiap pergantian pemerintahan, pasti terjadi perubahan dalam setiap program kerjanya. Begitu pula yang terjadi pada sektor pendidikan, pada saat menteri pendidikan berganti maka berganti pulalah suatu komponen pendidikan yaitu Kurikulum. Pada tahun 2013 pemerintah mencanangkan penerapan suatu kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum perencanaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Munculnya penerapan Kurikulum 2013 tersebut menimbulkan berbagai Pro dan Kontra di lingkungan pendidikan Indonesia. Hal tersebut di karenakan minimya persiapan dari sebuah Kurikulum 2013, yang mana kurikulum tersebut berbasis tematik. Hal ini menjadi masalah besar bagi sekolah yang belum mampu melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut, khususnya lembaga sekolah yang berada di pedalaman-pedalaman negeri. Selain lembaga tersebut belum siap dengan penerapan kurikulum, sosialisasi yang minim kepada pendidik juga menjadi masalah yang patut untuk di selesaikan. Karena dengan pembelajaran yang berbasis tematik, pendidik akan merubah baik dari segi metode, model, dan strategi yang di gunakan dalam pembelajarannya. Apalagi bagi pendidik senior yang selama ini telah terbiasa dengan penggunaan pembelajaran yang sebagian besar menggunakan metode ceramah. Hal ini menjadi hambatan pembelajaran tersendiri bagi pendidik apabila tidak mengikuti pelatihan khusus mengenai penerapan Kurikulum baru ini.
Kurikulum 2013 yang di terapkan di tingkat Sekolah dasar pendekatan pembelajarannya menggunakan Tematik Integratif. Dalam hal ini mata pelajaran yang sebelumnya berjumlah 10 amata pelajaran, akan di kerucutkan menjadi 6 mata pelajaran. Hal ini ihwal berkurangnya jumlah mata pelajaran ini disebabkan agar mata pelajaran IPA dan IPS tidak lagi berdiri sendiri, namun bersatu atau berintegrasi dengan mata pelajaran wajib lainnya. Pelajaran wajib lainnya itu seperti Bahasa Indonesia, Agama, Matematika, PPKn, Seni Budaya, serta Penjaskes. Dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, siswa SD akan belajar sesuai dengan tema yang dipilih oleh gurunya secara teratur tiap minggu. Dari Tema tersebutlah maka akan menjadi penggerak mata pelajaran yang lain. Misalnya guru memilih tema Sungai, maka siswa dapat diajak bercerita tentang sungai dalam bentuk tulisan, itu masuk Bahasa Indonesia. Setelah itu, diterangkan bahwa sungai tidak boleh dicemari karena dapat  merugikan masyarakat, keterangan tersebut dapat termasuk ke dalam PPKn. Guru yang kompeten dan kreatif akan sangat dibutuhkan pada Pendekatan kurikulum untuk pendidikan dasar ini. Guru nantinya akan diberi buku panduan untuk dapat memilih tema dan mengembangkan tema tersebut untuk disampaikan kepada siswa. Siswa juga akan sesekali diajak keluar kelas untuk observasi langsung terkait tema yang dipilih. Melihat kegiatan belajar mengajar tersebut, maka lingkungan alam bebas di luar juga dapat dijadikan sebuah laboratorium. Dengan ini, kompetensi lulusannya juga akan berubah lebih baik.
Pada akhir tahun 2014, kurikulum yang di canangkan oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan pada era Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Kurikulum 2013 akhirnya di berhentikan penerapannya bersamaan dengan bergantinya pemerintahan di Indonesia. Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 salah satu isi pasalnya adalah bahwa Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 KTSP mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013.

Permendikbud tertanggal 11 Desember 2014 itu tersebut adalah mengatur kebijakan penghentian implementasi Kurikulum 2013 dan pengembalian penerapan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) lagi.
Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan Pemberlakuan Kurikulum 2013 secara terbatas hanya di 6.221 unit sekolah, disebabkan karena para guru belum siap. Akan tetapi pemerintah membolehkan pihak atau lembaga sekolah yang telah menggunakan Kurikulum 2013 dengan lancar, lembega tersebut dapat melanjutkan penerapan Kurikulum 2013 tersebut tanpa menunggu tahun 2020.
Dengan adanya peristiwa seperti ini, sistem pendidikan di Indonesia terkesan tidak memiliki kekonsistenan dari segi Kurikulum. Hal ini akan menjadi sistem Pendidikan di Indonesia akan semakin terpuruk. Dengan adanya Kurikulum baru, Pemerintah mungkin mengahrapkan suatu pencapaian pendidikan nasional yang lebih baik dari sebelumya. Akan tetapi dengan perancangan Kurikulum yang terkesan tergesa-gesa seperti halnya Kurikulum 2013 ini malah akan menjadikan sistem Pendidikan di Indonesia semakin terpuruk di bandingkan negara-negara lainnya.
Seharusnya pemerintah tidak boleh berfokus pada Kurikulum saja, akan tetapi jika pemerintah membenahi sistem pendidikan dari sektor lain seperti memperbaiki kualitas Sumber daya Manusia (Pendidik), kami yakin sistem pendidikan di Indonesia akan lebih baik. Karena pendidik merupakan aktor utama dalam sebuah pendidikan. Dengan kinerja yang baik dan berkompeten, Indonesia tidak perlu ragu kepada generasi-generasi yang akan datang. Karena di tangan pendidik yang memiliki kemampuan dan berkompeten, generasi yang di ciptakan pun adalah generasi yang berkualitas.

3.    Tujuan
Sebagai Calon Pendidik, dengan di adakannya observasi mengenai Problematika Perombakan Kurikulum terhadap Proses Pembelajaran di SDN Balaraja 1 ini memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui potret/gambaran langsung proses kegiatan belajar mengajar di SDN Balaraja 1 yang menjadi salah satu sekolah dasar favorit di Kabupaten Tangerang, Banten.
b.    Untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar dari penerapan Kurikulum 2013 hingga di berlakukannya kembali Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) di SDN Balaraja 1 Kabupaten Tangerang.
c.    Untuk mengetahui solusi apa yang diterapkan pihak sekolah SDN Balaraja 1 Kabupaten Tangerang dari masalah yang timbul.
d.   Untuk mengetahui kualitas Tenaga Pendidik, Pendidik dan Peserta didik dalam proses belajar mengajar yang di terapkan.
e.    Untuk mengetahui Sistematika dan Program yang di terapkan oleh Tenaga Pendidik di SDN Balaraja 1 Kabupaten Tangerang.

4.    Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh sebagai Calon Pendidik terkait di adakannya Observasi atau Pengamatan di SDN Balaraja 1 ini adalah sebagai  berikut :
a.    Kita dapat mengetahui potret/gambaran langsung proses kegiatan belajar mengajar di SDN Balaraja 1 yang menjadi salah satu sekolah dasar favorit di Kabupaten Tangerang, Banten.
b.    Kita dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar dari penerapan Kurikulum 2013 hingga di berlakukannya kembali Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) di SDN Balaraja 1 Kabupaten Tangerang.
c.    Kita dapat mengetahui solusi apa yang diterapkan pihak sekolah SDN Balaraja 1 Kabupaten Tangerang dari masalah yang timbul.
d.   Kita dapat mengetahui kualitas Tenaga Pendidik, Pendidik dan Peserta didik dalam proses belajar mengajar yang di terapkan.
e.    Kita dapat mengetahui Sistematika dan Program yang di terapkan oleh Tenaga Pendidik di SDN Balaraja 1 Kabupaten Tangerang.

5.    Sistematika Penulisan
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematika yang menarik untuk di teliti.


2.    Ruang lingkup dan Fokus Masalah
Ruang lingkup dan fokus masalah dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah pembatasan variabel yang di gunakan berapa banyak subjek yang akan di teliti, luas lokasi penelitian, materi yang di kaji dan sebagainya.
3.    Tujuan
Tujuan dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil, sesuatu yang di peroleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan di capai/di tuju dalam sebuah penelitian.
4.    Manfaat Penelitian
manfaat penelitian dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah untuk menyelidiki keadaan, alasan maupun konsekuensi terhadap keadaan tertentu.
5.    Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah suatu penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan di tulis secara garis besar yang terdiri dari : Pendahuluan, Landasan teori, Metode penelitian.
B.  Landasan Teori
1.    Landasan Teologis
Landasan teologis dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah aktifitas berfikir yang berkaitan dengan persoalan metodelogi.
2.    Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, landasan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan.
3.    Landasan Teori dan Konsep
Landasan teori dan konsep dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah mengumpulkan segala informasi dari refrensi, literatur yang sesuai dengan topik dan menggunakan media internet sebagai bahan refrensi tambahan.
C.  Metode Penelitian
1.    Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendektan dan metode penelitian dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah untuk menjawab perumusan masalah penelitian yang sudah di tetapkan, peneliti memilih pendekatan yang sudah di tetapkan.


2.    Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dan subjek penelitian dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah tempat yang akan di jadikan subjek dalam sebuah penelitian.
3.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah suatu kegiatan yang di lakukan peneliti untuk mendapatkan sebuah bahan kasus yang di inginkan dari tempat yang telah di pilih. Teknik tersebut biasanya berupa : Wawancara, angket, dan lain sebagainya.
4.    Teknik Pengelolaan Data
Teknik pengelolaan data dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berarti berupa informasi, sedangkan informasi adalah hasil dari kegiatan-kegiatan pengelolaan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kegiatan/peristiwa.
5.    Waktu dan Tahapan Penelitian
Waktu dan tahapan penelitian dalam sebuah pengamatan atau observasi adalah kejadian berlangsungnya sebuah kegiatan pengamatan atau observasi yang di lakukan di tempat yang telah di tentukan, biasanya berupa : hari, tanggal, jam, tempat kegiatan, dan lain-lain. Sedangkan tahap penelitian adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk menuju sebuah kegiatan pengamatan atau observasi.













B.       LANDASAN TEORI/PENELITIAN
1.    Landasan Teologis
Dalam Undang-Undang sistem pendidikan Nasional (UU RI No.20 tahun 2003, Pasal 1) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), fikiran (intellect) dan dan tumbuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras.
Saat ini, pemerintah Indonesia khususnya Menteri Pendidikan di sibukkan dengan penyempurnaan Komponen pendidikan berupa Kurikulum, hal ini di sebabkan oleh silih bergantinya kurikulum dalam kurun waktu yang tidak lama. Sehingga komponen-komponen lainnya yang ada di dalam pendidikan menjadi terabaikan karena pemerintah hanya memfokuskan masalah sistem pendidikan di Indonesia pada sebuah Kurikulum. 
”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13). Sebagai mayoritas umat muslim di negeri ini, pemerintah seharusnya belajar dari kutipan ayat Al-qur’an di atas (QS. Luqman ayat 13). Ayat tersebut menggambarkan sehebat apapun kurikulum yang di bentuk, kita tidak boleh meninggalkan suatu kompetensi mutlak yang harus dimiliki oleh setiap manusia yaitu dengan menanamkan pendidikan karakter, aqidah dan akhlak yang baik. Sepintar dan secerdas apapun kita sebagi manusia yang berada di muka bumi ini, apabila kita tidak memiliki karakter, aqidah dan akhlak yang baik, semua ilmu tersebut akan sia-sia.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik di dukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.
Dengan demikian, pemerintah perlu mengkaji ulang dalam pembentukan sebuah kurikulum apabila kurikulum tersebut bertujuan untuk menciptakan generasi-generasi/penerus bangsa yang hebatdan profesional, yaitu dengan di ikutsertakannya pendidikan karakter pada setiap aspek pembelajarannya. Karena, kurikulum bukanlah sebuah proyek bisnis akan tetapi kurikulum adalah jantung dari sebuah sistem pendidikan.

2.    Landasan Filosofis
Dari masalah yang kita temui sekarang ini dalam sistem pendidikan nasional adalah ketidak konsistenan pemerintah dalam kurikulum yang di terapkan. Hal seperti ini akan membuat sistem pendidikan di Indonesia berubah-ubah dengan ketidakpastian kurikulum. Bayangkan saja, pendidikan di Indonesia sekarang ini menganut 2 kurikulum yang berbeda, yaitu kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP). Meskipun pemerintah telah mengeluarkan UU terkait berlakunya kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun pemerintah juga mengizinkan kepada lembaga sekolah untuk melanjutkan program Kurikulum 2013 yang telah berjalan dengan baik. Hal tersebut menjadikan ketidakpaduan Kurikulum yang di terapkan pada masing-masing lembaga sekolah.
Dalam perencanaan kurikulum, pemerintah sehendaknya berfikir logis dan teoritis dengan mengaitkan hal ini dengan aliran-aliran filsafat pendidikan yang ada, salah satunya adalah aliran Progresifisme. Aliran ini memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika, dan sifat-sifat lain yang sejenis. Tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum yaitu sebagai pengalaman yang edukatif bersifat eksperimental adanya rencana dan susunan yang teratur. Dari sifatnya yang fleksibel dan dinamis maka suatu strategi akan mudah untuk di lakukan. Begitu pula dengan sebuah kurikulum, kurikulum yang baik adalah kurikulum yang di bentuk dengan melihat keadaan dari sistem pendidikan itu sendiri. Dengan begitu, kurikulum yang di buat tidak terkesan sebuah proyek bisnis bagi oknum yang hanya mementingkan hasil bukan proses.

3.    Landasan Teori dan Konsep
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Bertolak dari pengertian pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yakni seperangkat peristiwa yang dapat mempengaruhi objek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi (Gagne, 1988), Sunaryo (1989: 67) mengatakan bahwa “guru perlu memiliki kemampuan membuat perencanaan pembelajaran berupa desain pembelajaran”. Desain yang dirancang oleh guru diarahkan agar siswa sebagai peserta didik dapat mencapai tingkat belajar yang seoptimal mungkin yang ditandai dengan tercapainya prestasi belajar siswa.
Suatu tujuan pembelajaran akan tercapai apabila dalam proses pembelajarannya menggunakan metode yang tepat. Metode yang di gunakan biasanya di sesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan. Guru yang cerdas adalah guru yang mampu menyesuaikan metode pembelajaran dari materi yang satu dengan materi yang lainnya. Menurut salah satu pendidik SDN Balaraja 1 yang kami wawancarai, jenis kurikulum apapun yang di gunakan pasti tidak terlepas dari metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak di gunakan sebagai metode dalam sebuah pembelajaran. Tanpa metode ceramah, suatu proses belajar mengajar berlangsung satu arah saja antara pendidik dan peserta didik.
Selain metode, pendekatan dalam pembelajaran juga tidak kalah penting. Pendekataan yang dilakukan di SDN Balaraja 1 khususnya di kelas 2 menggunakan pendekatan saintific. Sama halnya seperti metode, suatu pendekatan juga di sesuaikan dengan materi dan kurikulum yang berlaku/diterapkan. Dengan di terapkannya pendekatan saintific, peserta didik di ajak untuk mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi sesuai dengan materi yang sedang di pelajari, dengan begitu peserta didik akan merasa mudah dalam penerimaan suatu materi. Dalam pendekatan ini pula, peserta didik dapat mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Dengan begitu, peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan suatu pembelajaran akan tercapai karena komunikasi yang terjadi berlangsung 2 arah dalam proses pembelajaran.


C.      METODE PENELITIAN
1.    Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang kami lakukan dalam kegiatan pengamatan atau observasi ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang di tunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas, sosial, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.  Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Pendekatan penelitian kualitatif di sebut juga dengan pendekatan penelitian naturalistic karena penelitiannya di lakukan pada objek yang alamiah yaitu objek yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak di manipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika tersebut. Istilah naturalistik menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal dan menekankan pada deskripsi secara alami. Pendekatan naturalistik (kualitatif) adalah pendekatan penelitian yang dalam menjawab permasalahan, memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang di teliti guna menghasilkan kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Data di himpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail di sertai catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen.
Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama dalam pelaksanaannya, yaitu :
a.         Menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore)
b.         Menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain)
Dalam penggunaan pendekatan ini, hasil penelitian adalah deskripsi interpretasi yang mana peneliti berusaha menjelaskan dan mendeskripsikan setiap objek yang di telitinya bersifat tentative dalam konteks waktu dan situasi tertentu. Kebenaran hasil penelitian sebagian besar di dukung melalui kepercayaan berdasarkan konfirmasi dengan pihak-pihak yang di teliti.

2.    Lokasi dan Subjek Penelitian
Waktu dan tempat di laksanakannya pengamatan mengenai Problematika perombakan Kurikulum yang mempengaruhi pembelajaran di laksanakan pada :
Hari                      : Senin
Tanggal                : 27 April 2015           
Waktu                  : Pukul 08.00 s.d 12.00 WIB
                        Lokasi atau tempat yang pengamatan di laksanakannya pengamatan mengenai Problematika perombakan kurikulum yang mempenggaruhi pembelajaran di laksanakan di :
Nama Sekolah                              : SD Negeri Balaraja 1
Status Sekolah                             : Negeri
Tahun Pendirian                           : 1948
Nomor Statistik Sekolah              : 101280313002
NSPN                                           : 20604549
Alamat Sekolah                            : Jl.Raya Serang Km.24 Balaraja Tangerang
Kecamatan                                   : Balaraja
Kota/Kabupaten                           : Tangerang
Provinsi                                        : Banten
Mulai Beroperasi                          : Tahun 1948
Kode Pos                                     : 15610

3.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan observasi atau pengamatan ini, ada beberapa teknik dalam pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di suatu tempat atau lembaga tertentu yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai suatu masalah yang telah di tentukan.
b.    Wawancara/Interview
Wawancara/interview adalah suatu kegiatan tanya jawab yang di lakukan oleh dua orang atau lebih untuk mengetahui suatu hal yang menjadi pokok bahasan. Sedangkan, dengan di adakannya kegiatan observasi atau penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perombakan kurikulum terhadap proses belajar mengajar khususnya di SDN Balaraja 1 ini.
Dengan menggunakan teknik wawancara ini, kami dapat mengetahui pengaruh perombakan kurikulum terhadap proses belajar mengajar di SDN Balaraja 1 ini melalui salah satu pendidik di SD tersebut yang sekaligus menjadi Narasumber saya dalam melakukan observasi atau pengamatan ini.


c.    Angket
Angket adalah kumpulan pertanyaan yang telah tersusun rapih yang di persiapkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang di sebut peneliti dengan maksud memperoleh data dan informasi berdasarkan masalah yang ingin di teliti.
d.   Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu kegiatan yang di dalamnya berisi kumpulan kegiatan-kegiatan elama melakukan penelitian atau observasi yang dapat berbentuk foto, lampiran yang berisi data-data yang di inginkan, rekaman, dan hasil wawancara.

4.    Teknik Pengelolaan Data
Dalam kegiatan observasi atau pengamatan ini, kami menggunakan pendekatan dan metode kualitatif. Dalam pendekatan dan metode ini, teknik pengelolaan datanya pun harus berbasis pendekatan dan metode kualitatif. Di dalam pendekatan kualitatif, terdapat beberapa jenis yaitu penelitian interaktif dan non interaktif.
a.    Interaktif
·      Etnografi
Hasil observasi atau pengamatan yang telah di lakukan bersifat kompheresif, suatu naratif deskriptif yang bersifat menyeluruh. Artinya dalam mengangkat suatu masalah, kita perlu mengaitkannya dengan masalah-masalah yang terkait secara umum dan menyeluruh.
·      Historis
Observasi atau pengamatan yang di lakukan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, baik yang telah lama terjadi maupun yang baru terjadi. Dalam hal ini, kami mengangkat peristiwa pergantian kurikulum yang terbilang baru terjadi yang telah menjadi masalah di kalangan dunia pendidikan.
·      Fenomenologis
Observasi atau pengamatan ini bertujuan untuk mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar. Penelitian ini di lakukan melalui wawancara mandalam yang cukup lama dengan partisipan yang bersangkutan.

·      Studi kasus
Studi kasus merupakan suatu kegiatan observasi atau pengamatan yang di arahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus yang di teliti. Artinya dalam melakukan kegiatan ini, kami mendapatkan data sebagai bukti yang nyata dalam sebuah kegiatan ini.
·      Teori dasar
Observasi atau pengamatan ini merupakan studi perbandingan antar kategori, fenomena dan situasi dari data yang di peroleh dari kajian induktif, deduktif dan verifikasi.
b.    Non interaktif
Kegiatan ini di sebut juga dengan penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis dan mengadakan sintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kejadian, peristiwa yang langsung maupun tidak langsung dapat di amati. 

5.    Waktu dan Tahapan Penelitian
Waktu dan tempat di laksanakannya pengamatan mengenai Problematika perombakan Kurikulum yang mempengaruhi pembelajaran di laksanakan pada :
Hari                      : Senin
Tanggal                : 27 April 2015           
Waktu                  : Pukul 08.00 s.d 12.00 WIB
Selain untuk mengetahui problematika perombakan kurikulum terhadap proses pembelajaran di SDN Balaraja 1 ini, tujuan lain di adakannya observasi atau penelitian ini adalah untk memenuhi tugas yang di berikan oleh Dosen pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum yang ada di Pendidikan Guru Sekolah Dasar di semester 4. Tanpa adanya observasi atau penelitian ini, kami tidak akan pernah tahu kejadian nyata yang di alami lembaga-lembaga sekolah terhadap perombakan kurikulum ini terhadap proses belajar mengajar di sekolah khususnya di SDN Balaraja 1. Seperti tahapan-tahapan pada penelitian sebelumnya, ada beberapa tahapan yang harus kami lakukan dalam kegiatan observasi atau pengamatan ini, yaitu :
a.    Sebelum di laksanakannya observasi, dalam satu kelas yang berjumlah 32 orang kami di bagi menjadi tiga kelompok yang terdiri atas beberapa wilayah kabupaten di provinsi Banten. Di antaranya kelompok Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.
b.    Dalam kurun waktu 1 bulan, kami harus memperiapkan bahan-bahan yang akan kami jadikan sebagai bahan observasi atau penelitian baik secara individu maupun secara kelompok yang berupa susunan pertanyaan, dan naskah yang telah di tugaskan sebelumnya.
c.    Selagi mempersiapkan bahan yang akan di jadikan sebagai bahan untuk kegiatan observasi, kami mencari dua sekolah dasar di Kabupaten Tangerang yang memiliki karakteristik sekolah yang berbeda. Setelah di temukan alamatnya, kami mensurvei sekolah yang akan kami jadikan sebagai objek observasi.
d.   Setelah semua bahan dan sekolah dasar yang telah kami temukan beres, kami yang tergabung dalam kelompok Kabupaten Tangerang melakukan observasi pada waktu yang tercantum di atas.
e.    Pada pukul 07:00 WIB, kami beserta kelompok kumpul dan berangkat dari kampus UNTIRTA Serang menuju SDN Balaraja 1 menggunakan alat transportasi umum.
f.     Kami beserta kelompok tiba di SDN Balaraja 1 pukul 08:00. Sesampainya di sana kami di ajak ke ruang Kepala Sekolah terlebih dahulu untuk menjelaskan di adakannya kegiatan pengamatan atau observasi ini.
g.    Kami memulai proses pengamatan dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang telah di siapkan pihak sekolah kepada kami dan disertai angket yang telah kami siapkan sebelumnya.
h.    Kami memperoleh banyak informasi melalui kegiatan wawancara ini, dan kami menuliskannya dalam sebuah tulisan.
i.      Setelah kami selesai melakukan wawancara, kami melakukan pengamatan dengan melihat keadaan kelas dan membandingkan dengan informasi yang di dapat dari narasumber melalui kegiatan wawancara tadi.
j.      Kami selesai melakukan pengamatan atau observasi di SDN Balaraja 1 ini dengan memperoleh banyak spelajaran dan manfaat yang dapat kami ambil terutama bagi kami sebagai calon pendidik.
k.    Pada pukul 12:00 WIB, kami menghadap kepala sekolah kembali sebagai tanda terimaksih kami yang telah di iziinkan untuk melakukan kegiatan observasi ini.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda