Penginderaan Jauh
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Di zaman yang semakin
canggih dan modern ini banyak tekhnologi yang digunakan baik untuk kepentingan
pribadi maupun kepentingan publik. Semakin berkembangnya zaman, semakin canggih
pula tekhnologi tersebut diciptakan bahkan tidak bisa untuk difikirkan
menggunakan nalar manusia. Akan tetapi, tidak semua tekhnologi dengan mudah
digunakan dalam setiap fungsinya. Masing-masing tekhnologi digunakan sesuai
dengan fungsi dan jenisnya. Salah satunya adalah tekhnologi yang menggunakan
Penginderaan jauh dalam mengunakan untuk mencapai suatu tujuannya. Salah
satunya adalah satelit atau foto citra udara. Citra menggambarkan Objek,
daerah, dan gejala dipermukaan bumi. Wujud dan letak yang mirip dengan wujud
dan letaknya dipermukaan bumi.
Tidak sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa citra penginderaan jauh ini
berfungsi sebagai dalam pembuatan peta bahkan dapat dikatakan sebagai aspek
mutlak dalam pembuatan peta.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan Penginderaan Jauh ?
2.
Sebutkan
komponen-komponen Penginderaan Jauh ?
3.
Sebutkan
macam-macam Citra dalam Penginderaan Jauh !?
4.
Apa
saja manfaat dari Citra Penginderaan Jauh ?
5.
Bagaimana
Interpretasi Bentang Alam dan Bentang Budaya dalam Citra ?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui
Definisi dari Penginderaan Jauh
2.
Mengetahui
komponen-komponen Penginderaan Jauh
3.
Mengetahui
Macam-macam citra dalam Penginderaan Jauh
4.
Mengetahui
manfaat dari Citra Penginderaan Jauh
5.
Mengetahui
Interpretasi Bentang Alam dan Bentang Budaya dalam Citra
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGINDERAAN JAUH DAN CITRA
1. Pengertian
Penginderaan Jauh
Banyak
para ahli yang memberi batasan tentang penginderaan jauh (Remote sensing)
dan
citra. Beberapa pendapat para ahli dapat disampaikan sebagai berikut :
a.
Menurut
Lilesand dan Kiefer
Penginderaan
jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau
gejala dengan jalan menganalisis data yang di peroleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji.
b.
Menurut
liendgren
Penginderaan
jauh, yaitu berbagai teknik yang dikembangakan untuk perolehan dan analisis
informasi tentang bumi.
c.
Menurut
Hornby
1.
Keserupaan
atau tiruan seseorang terhadap suatu barang, terutama yang di buat dari kayu.
2.
Gambaran
mental atau gagasan, tentang konsep suatu barang atau seseorang.
3.
Gambaran
yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.
d.
Menurut
Simonett
1.
Gambaran
objek yang dihasilkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh
sebuah lensa atau sebuah cermin.
2.
Gambaran
atau rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dihasilkan
dengan cara optik, elektro optic, optic mekanik, atau elektronik. Pada umumnya,
ia digunakan bila radiasi elektro magnetic yang dipancarkan atau dipantulkan
dari suatu objek tidak langsung dan direkam pada film.
Dengan
demikian, dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya
penginderaan jauh merupakan cara memperoleh informasi suatu objek, daerah, atau
gejala dipermukaan bumi dengan menggunakan alat tanpa harus melakukan kontak
langsung dengan objek.
2. Komponen Penginderaan Jauh
Sebelum
melakukan penginderaan jauh perlu terlebih dahulu mengetahui komponen yang
dibutuhkan dalam penginderaan jauh. Komponen-komponen tersebut seperti berikut
ini
a.
Objek
dalam penginderaan jauh merupakan komponen yang paling utama, karena objek
merupakan sasaran yang akan direkam. Objek itu berupa fenomena yang ada
dipermukaan bumi.
b.
Sumber
tenaga utama yang digunakan dalam penginderaan jauh berupa matahari
c.
Sensor
merupakan alat bantu utuk merekam segala sesuatu yang berkaitan dengan fenomena
di permukaan bumi. Dalam penginderaan jauh sensor yang digunakan berupa kamera
d.
Wahana
merupakan tempat untuk membawa sensor. Wahana yang mebawa sensor biasanya
berupa pesawat terbang, satelit, dan pesawat ulak-alik. Sebelum ada pesawat terbang wahana yang di
gunakan berupa laying-layang, burung merpati dan balon udara.
e.
Keluaran
merupakan hasil dari aktivitas prekaman. Pada keluaran memproses dan
mengahsilkan informasi atau data yang disebut dengan citra.

B. MACAM-MACAM
CITRA DALAM PENGINDERAAN JAUH
Citra
penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Citra
Foto
atau Foto Udara
Cita adalah hasil
gambar rekaman yang berupa foto yang dihasilkan dengan cara optic dan elektronik. Bagian-bagian
foto udara seperti dibawah ini.
Keterangan :
a.
Nomer
urut foto udara secara keseluruhan.
b.
Jam
atau waktu pemotretan untuk mengetahui arah atau orientasi medan.
c.
Level
menunjukan gelembung yang digunkan untuk menentukan kemiringan
d.
Altimeter
untuk menentukan tinggi tebang pesawat
e.
Principle
distance focus kamera digunkan untuk menentukan skala pada saat dilapangan.
f.
Jenis
kamera untuk menentukan ketelitian dari fiducial mark dan dipakai pada
penelitian principle point. Principle pont (PP) merupakan pusat foto udara untuk
menentukan kebenaran pada objek R dengan jalur terbang. No.74 dan lembar udara
No.18

Citra foto dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a.
Menurut
penggunaan spectrum gelombang elektromagnetik dibedakan menjadi :
1.
Foto
ultraviolet, yaitu cita foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum sinar
ultraviolet
2.
Foto
ortokromatik, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum sinar
tampak muali warna biru sampai sebagian warna hijau
3.
Foto
pankromatik, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan dengan spectrum
sinar tampak, mulai warna merah sampai ungu.
4.
Foto
inframerah, taitu cita foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum sinar
inframerah.

b.
Menurut
ketegakan kamera terhadap permukaan bumi dibagi menjadi sebagai berikut :
1.
Foto
vertical, yaitu citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera dan tegak lurus
terhadap tegak objek.
2.
Foto
condong, yaitu citra foto tyang dibuat dengan sumbu kamera yang menyudut
terhadap garis tegak lurus dan menuju ke permukaan bumi.
c.
Menurut
kamera yang digunakan dibedakan menjadi sebagai berikut :
1.
Foto
tunggal, yaitu foto yang dibuat untuk kamera tunggal dan biasanya tiap daerah
liputannnya hanya tergambar oleh satu lembar foto
2.
Foto
jamak, yaitu foto yang dibuat pada waktu yang sama dan menggambarakan daerah
liputan yang sama.
d.
Menurut
warna dibedakan menjadi :
1.
Foto
berwarna
semu, yaitu warna objek tidak sama seperti warna foto
2.
Foto
warna asli,
yaitu foto pankromatik berwarna
e.
Menurut sistem wahana dibedakan menjadi :
1. Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat udara
2. foto satelit, yaitu foto yang dibuat dari satelit
2. Citra Non-foto
Citra Non-foto dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.
Menurut Spektrum Elektro Magnetik yang digunakan :
1.
Citra Inframerah Thernal, yaitu citra yang dibuat dengan
spektrum inframerah Thernal
2.
Citra Radar, yaitu citra yang dibuat dengan spkektrum
gelombang mikro
b.
Menurut Sensornya
1.
Citra Tunggal, yaitu cutra yang dibuat dengan sensor
tunggal
2.
Citra Multi spektral, yaitu citra yang dibuat dengan
saluran sempit
c.
Menurut Wahana
1.
Citra dirgantara, yaitu citra yang dibuat dengan wahana
yang beroperasi diudara, seperti citra inframerah thernal, citra radar, dan
citra MSS.
2.
Citra satelit, yaitu citra yang buat dengan wahana yang
beroperasi di angkasa luar, seperti citra satelit
Beberapa Citra Satelit yang ada di dunia memiliki manfaat yang
berbeda-beda, anatara lain :
a.
Citra satelit yang berguna untuk penginderaan keadaan
laut, contohnya Citra Seasat (Amerika Serikat) dan citra MOS/ Marine
Observation Satellite (Jepang).
b.
Citra satelit yang digunakan untuk penginderaan cuaca,
contohnya NOAA/National Oceanic and Atmospheric Administration (Amerika
Serikat) dan Meteor (Rusia).
c.
Citra satelit yang digunakan untuk penginderaan planet
contohnya Viking dan Ranger (Amerika Serikat), serta Luna dan Venera (Rusia)
d.
Citra satelit yang digunakan untuk penginderaan sumber
daya bumi, contohnya Citra Landsat (Amerika Serikat), SPOT/ Le System
Probatoire d’ Observation (Prancis) dan Soyus (Rusia).
Perbedaan Citra
Foto dan Non-foto adalah sebagai berikut :

Benda yang
tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri yang terekam oleh
sensor. Ciri-ciri tersebut meliputi :
1.
Ciri Spasial, yaitu ciri yang berkaitan dengan ruang,
seperti pola, tekstur, situs, asosiasi, bentuk, ukuran dan bayangan.
2.
Ciri Spektral, yaitu ciri yang dihasilkan oleh tenaga
elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan Rona dan warna
3.
Ciri Temporal, yaitu ciri yang berkaitan dengan waktu
saat perekaman.
C. PEMANFAATAN
CITRA PENGINDERAAN JAUH
Citra penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai
hal dan mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan peta, diantaranya
sebagai berikut :
1.
Citra menggambarkan Objek, daerah, dan gejala dipermukaan
bumi. Wujud dan letak yang mirip dengan wujud dan letaknya dipermukaan bumi.
Citra merupakan alat yang baik untuk pembuatan peta baik sebagai sumber data
maupun sebagai kerangka letak. Bagi daerah yang belum ada peta, citra dapat
digunakan sebagai pengganti peta.
2.
Jenis Citra tertentu dapat menimbulkan gambaran 3 dimensi
apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut Stereoskop sedangkan
peta tidak. Gambaran 3 dimensi menguntungkan dalam berbagai hal antara lain :
a.
Menyajikan model medan yang jelas
b.
Relatif lebih jelas karena adanya pembesaran vertikal
c.
Memungkinkan mendapatkan pengukuran data beda tinggi yang
dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kontur, perencanaan lintasan jalan, dan
saluran itigasi.
3.
Memungkinkan pengukuran volume, seperti volume kayu dan
tanah yang harus di galih pada perencanaan pembuatan jalan.
4.
Memungkinkan menentukan lereng untuk mendapatkan kelas
lahan, konservasi lahan, dan keperluan lainnya.
5.
Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah
yang sulit di jangkau secara terestial.
6.
Citra merupakan satu-satunya pemetaan daerah bencana,
seperti pemetaan daerah banjir dan daerah yang terkena gempa bumi maupun angin
ribut.
7.
Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek
sehingga citra merupakan alat yang baik untuk memantau perubahan cepat seperti
pembukaan hutan, pemekaran kota, perubahan kualitas lingkungan, dan perluasan
lahan garapan.
8.
Citra dapat memberikan tambahan keterngan detail yang
tidak mungkin dinyatakan pada peta.
9.
Citra dapat dibuat untuk segala medan meskipun ada
rintangan luar biasa dari keadaan alamnya.
10.
Pembuatan citra lebih cepat.
11.
Relief pada citra tidak tampak bila dibandingkan dengan
relief pada peta yang tampak.
12.
Keterangan yang tertera di tepi peta pada citra biasanya
tidak ada.
13.
Pembuatan citra dapat menghemat waktu dan biaya.
14.
Citra merupakan alat yang baik sekali untuk memonitoring
perubahan cepat dipermukaan bumi seperti pemekaran kota, perubahan kualitas
lingkungan, dan pembukaan daerah hutan.
Pemenfaatan penginderaan jauh dalam berbagai bidang
antara lain sebgai berikut :
1.
Bidang Oseanografi (Kelautan) adalah untuk mengamati
pasang surut dan gelombang pasang air laut, mengamati sifat fisis laut,
mengelola dan mengembangkan wilayah pantai, serta memetakan perubahan yang
terjadi di daerah pantai dan sekitarnya
2.
Bidang kehutanan adalah untuk pemantauan sumber daya
hutan, melakukan infentarisasi terhadap hutan, mengukur tinggi pohon dan
diameter pohon, serta memantau penebangan hutan dan kebakaran hutan
3.
Bidang hidrologi adalah untuk memntau daerah aliran
sungai (DAS), mwemantau daerah tangkapan hujan, dan memantau daerah rawan
banjir.
4.
Bidang pertanian adalah untuk mengatahui awal musim
tanam, memprediksi hasil panen dan memetakan daerah berdasarkan kesesuaian
lahan
5.
Bidang geologi adalah untuk mengetahui berbagai jenis
batuan, memetakan daerah persebaran mineral dan hasil tambang
6.
Bidang lingkungan adalah untuk memantau perubahan dan
kerusakan lingkungan, memetakan penggunaan lahan, pengawasan lahan yang telah
kritis, dan penybaran sumber daya alam
7.
Bidang meteorologi adalah upaya mengamati iklim suatu
daerah dan menganalisis cuaca
D. INTERPRETASI BENTANG ALAM DAN BENTANG BUDAYA PADA CITRA
Kenampakan
bentang alam dan budaya pada citra diketahui dari berbagai cara, seperti pola
aliran, morfologi permukaan, lapisan batuan, dan sebagainya. Contoh kenampakan be`ntang
alam dan budaya dapat dilihat dalam citra di bawah ini :
1.
Kenampakan unsur bentang alam berupa perairan
Gambar pada
2.5 terlihat bahwa kenampakan perairan berupa sungai dapat dikenali dengan
mudah dengan warna gelap dan bentuk yang berkelok-kelok.

2.
Kenampakan unsur bentang budaya berupa permukiman
Berdasarkan
citra pada gambar 2.5 tampak bawa permukiman penduduk ditunjukan dengan adanya
bentuk kecil-kecil persegi empat dengan situs berada di dekat jalan raya.
Kenampakan
bentang alam dan budaya yang terdapat padacitra kadang sulit dikenalai. Salah
satu cara yang digunakan dalam mengidentifikasi bentanag alam dan budaya pada
citra adalah dengan menggunakan adalah unsur interpetasi citra. Identifikasi
bentang alam melalui citra dilakukan dengan menggunakan alat yang di sebut
Stereoskop sehingga akan tampak kenampakan 3 dimensi.
Untuk dapat
menfsirkan pola dan ciri suatu citra dapat dilakukan dengan interpretasi citra.
Interpretasi citra terdiri atas sebgai berikut :
1.
Rona dan warna, rona adalah tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan objek pada citra. Warna ialah wujud yang tamapak oleh mata
dengan menggunakan spektrum sempit. Warna mempunyai beberapa kelabihan
dibanding dengan rona karena ini lebih mirip dengan objek yang sebenarnya dan
gradasi warnanya lebih besar dari pada gradasi rona. Yaitu 100 kali lebih
besar.
Pengukuran
rona dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.
Cara relief nya itu pengukuran dengan menggunakan mata
biasa, melalui cara ini rona dibedakan melalui 4 tingkat, kelabu putih, kelabu,
kelabu hitam dan hitam.
b.
Cara kuantitatif yaitu pengukuran dengan menggunakan
alat, dimana rona diukur berdasarkan kapasitasnya maupun transmisinya. Alat
untuk mengukur tingkat rona disebut Densitometer.
Rona dipengaruhu
oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
a.
Karakteristik objek
b.
Bahan yang digunakan
c.
Pemprosesan emulsi
d.
Cuaca
e.
Letak objek dan waktu pemotretan
Contoh
bentang alam dan budaya berdasarkan interpetasi rona :
a.
Tanaman karet, bakau, dan sagu tampak gelap pada foto
pankromatik.
b.
Tanaman berdaun lembut, seperti beringin dan rumput pada
umumnya tampak cerah pada foto inframerah
c.
Air menampakan rona pada foto prankromatik.
2.
Bentuk, bentuk merupakan konfigurasi umum dari suatu
objek. Bentuk ini adalah kunci pengenalan yang paling penting sebab banyak
objek yang bentuknya spesifik sehingga pengenalan pada citra dapat dilakukan
berdasarkan bentuknya saja.
Contoh :
a.
Gunung api yang dikenal dengan bentuknya yang menyerupai
kerucut
b.
Kubah dikenal dengan bentuknya yang cembung dan membulat
3.
Ukuran, ukuran merupakanatribut dari objek yang meliputi
luas, panjang, tinggi, kemiringan dan volume dari suatu objek.
4.
Bayangan, bayangan mencerminkan keadaan dimana ada objek
yang menghalangi sinar matahari yang seharusnya mengenai suatu daerah tertentu.
Bayanagan merupakan faktor pengenalan penting untuk sebuah objek, karena bentuk
bayangan mencerminkan profil dari objek
5.
Tekstur, tekstur adalah frekuensi perubahan rona didalam
citra. Tekstur dibedakan atas :
a.
Seragam atau tidak seragam
b.
Kasar atau halus
c.
Granuler atau linier
(berbutir-butir atau memanjang)
d.
Wooli ( teratur seperti bulu) atau motled (tidak teratur)
Contoh
interpretasi dengan menggunakan tekstur adalah :
a.
Hutan bertekstur kasar, belukar sedang, dan semak halus.
b.
Permukaan air yang tenang bertekstur halus
6.
Pola, pola merupakan susunan keruangan dari suatu objek.
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek
bentukan manusia dan bagi beberapa objek secara alamiah. Seperti permukiman
dapat memberi jawaban bagi efek difusi dan migrasi.
Pola batuan
singkapan merupakan kunci pengenalan bagi struktur jenis batuan dan tekstur
tanah. Contoh interpretasi dengan menggunakan pola adalah pola aliran sungai
sering menandai bagi struktur geologi, litologi, dan jenis tanah. Pola aliran
trellis menandai struktur lipatan, pola aliran dendritik menandai jenis batuan
yang sama.

7.
Situs, situs yaitu letak suatu objek dengan objek lain
disekitarnya. Situs merupakan kunci oengenalan yang penting bagai bentang
budaya maupun alam. Contoh interpetasi dalam menggunakan situs adalah kebun
kopi terletak ditanah miring, karena tanaman kopi menghendaki penaturan air
yang baik.
8.
Asosiasi, asosiasi merupakan keterkaitan antara objek yang
satu dengan objek yang lainnya. Unsur interpretasi citra tersebut bila disusun
secara hirarki atau barjenjang dapat dilihat pada gambar 2.7.
Contoh
interpretasi citra penginderaan jauh, seperti di uraikan dibawah ini.
Dalam
melakukan interpretasi citra penginderaan jauh didasarkan pada 8 unsur
interpretasi. Ke 8 unsur itulah yang menjadi dasar dalam menentukan bentuk
lahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penginderaan
jauh merupakan cara memperoleh informasi suatu objek, daerah, atau gejala
dipermukaan bumi dengan menggunakan alat tanpa harus melakukan kontak langsung
dengan objek.
Sebelum
melakukan penginderaan jauh perlu terlebih dahulu mengetahui komponen yang
dibutuhkan dalam penginderaan jauh. Komponen-komponen tersebut seperti berikut
ini
a.
Objek
dalam penginderaan jauh merupakan komponen yang paling utama, karena objek
merupakan sasaran yang akan direkam.
b.
Sumber
tenaga utama yang digunakan dalam penginderaan jauh berupa matahari
c.
Sensor
merupakan alat bantu utuk merekam segala sesuatu yang berkaitan dengan fenomena
di permukaan bumi
d.
Wahana
merupakan tempat untuk membawa sensor.
e.
Keluaran
merupakan hasil dari aktivitas prekaman.
Citra penginderaan
jauh dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Citra
Foto
atau Foto Udara
2.
Citra Non-foto
Citra penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai
hal dan mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan peta, diantaranya
adalah : Citra menggambarkan Objek, daerah, dan gejala dipermukaan bumi. Wujud
dan letak yang mirip dengan wujud dan letaknya dipermukaan bumi. Citra
merupakan alat yang baik untuk pembuatan peta baik sebagai sumber data maupun
sebagai kerangka letak. Bagi daerah yang belum ada peta, citra dapat digunakan
sebagai pengganti peta.
Kenampakan bentang alam dan budaya pada citra diketahui
dari berbagai cara, seperti pola aliran, morfologi permukaan, lapisan batuan,
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsono,Prapto.1988. Identifikasi Bentuk lahan dan Interpretasi Citra untuk Geomorfologi,
Yogyakarta: Puspics.
Susanto, 1986, Penginderaan
Jauh Jilid I. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda