Selasa, 06 Januari 2015

Apa yang tidak diketahui dalam Filsafat Ilmu? Ini diaa..



Questions  :
Banyak hal yang dapat kita ketahui dengan belajar Filsafat, tetapi ada pula hal yang tidak dapat kita ketahui. Persoalan apa itu ?
Answer  :
Menurut saya, ilmu yang tidak kita ketahui dari ilmu filsafat adalah ilmu yang tidak logis artinya ilmu tersebut tidak terbukti kebenarannya atau dapat disebut juga dengan TAKDIR. Saya yakin bahwa semua makhluk hidup telah memiliki takdir nya masing-masing yang telah direncanakaan oleh Tuhan sang pencipta. Mengapa demikian? Filsafat ilmu adalah ilmu yang bertujuan untuk mencari kebenaran, akan tetapi kebenaran itu tidak selamanya berasal dari ilmu yang logis saja. Hal ini di tujukan banyaknya tulisan dari beberapa buku yang menegaskan bahwa ilmu filsafat adalah ilmu yang mencari Kebenaran. Contohnya seperti tulisan yang terdapat dalam buku ‘Filsafat Ilmu’ penulis Jujun S.Suriasumantri berikut ini :
Alkisah bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana “Coba sebutkan kepada saa berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya” filsuf itu menarik napas panjang dan berpantun :
Ada orang yang tahu di tahunya
Ada orang yang tahu di ketidaktahuannya
Ada orang yang tidak tahu di tahunya
Ada orang yang tidak tahu di ketidaktahuannya
          Ini artinya kita hanya akan dapat berfilsafat dari sepengetahuan kita saja. Ketidak keterkaitan TAKDIR dalam ilmu filsafat ini sangat dibenarkan, mengapa demikian? Karena Takdir merupakan sesuatu yang tidak dapat kita ketahui dengan cara apapun itu, sekalipun itu menggunakan ilmu filsafat yang berlandaskan kebenaran sekalipun, Takdir sama sekali tidak dapat di gambarkan dan di cari kebenarannya.
          Selain itu, Takdir juga merupakan sesuatu yang abstrak dan tiada seorang pun tahu akan hal itu karena ini sudah rahasia Tuhan yang tidak seorangpun tahu. Sedangkan suatu ilmu pengetahuan dapat di katakan sebuah ilmu apabila ilmu tersebut telah dibuktikan kebenarannya. Hal ini bukan berarti bahwa Takdir tidak terbukti kebenarannya, akan tetapi kebenaran takdir hanya dirasakan oleh dua unsur saja, yaitu seseorang yang digariskan untuk menerima takdir dan Tuhan ang maha pencipta yang memberikan Takdir.
          Jangankan untuk dipelajari, Takdir juga terkadang sulit dipahami oleh akal pikiran manusia yang mendapatkan sebuah takdir tersebut, karena tidak semua takdir berujung pada kebahagiaan seperti apa yang kita minta.  Maka dari itu sulit untuk mempelajari ilmu yang tidak logis artinya tidak dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat disebut juga dengan Takdir dalam sebuah ilmu manapun termasuk Filsafat.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda